[Wisata Kuliner] Jawa Timur "Surabaya"
Dikenal
sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya merupakan kota metropolitan
terbesar kedua di Indonesia. Wilayahnya yang cukup srategis karena terletak di
pesisir pantai, menyebabkan Surabaya juga dikenal sebagai pusat bisnis,
perdagangan, industri, dan pendidikan di Indonesia Timur.
Kota
ini juga mendapat julukan Kota Pahlawan karena peranannya dalam perjuangan
merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah saat peristiwa penyobekan
bendera Belanda di Hotel Oranye, pada tanggal 10 November 1945.
Kuliner
khas Surabaya sangat beragam, mulai dari hidangan utama, kudapan hingga minuman
yang banyak ditemui di pusat kota. Sebagai kota yang tak pernah tidur, kuliner
Surabaya kerap kali dijajakan menjelang tengah malam hingga dini hari, bahkan
beberapa warung atau restoran menyajikan hidangannya hinga 24 jam penuh.
1.
Semanggi Suroboyo
Salah satu makanan yang sangat khas dari
Surabaya adalah semanggi Suroboyo, karena makanan ini hanya didapatkan di
Surabaya. Semanggi bisa dikategorikan dalam kelompok pecel atau salad, karena
makanan ini berupa rebusan daun semanggi yang diguyur kuah yang dibuat dari ubi
dan bumbu-bumbu lain. Disajikan dalam
daun pisang yang dilipat (picuk), disertai kerupuk dari beras ketan yang
disebut kerupuk puli.
Seiring perkembangan kuliner asing yang masuk
ke Indonesia, semanggi jarang ditemui di pusat-pusat jajanan di kota Surabaya.
Semanggi biasanya dijajakan oleh seorang bakul (sebutan untuk penjual)
semanggi, dengan menggunanakan keranjang anyaman bambu yang digendong memakai
selendang kain.
Semanggi termasuk jajanan yang menyehatkan.
Sejumlah pengetahuan menyebutkan bahwa semanggi mengandung fitoestrogen yang
berguna mencegah esteoporosis.
2.
Rawon
Rawon adalah kuliner khas Surabaya yang
sangat terkenal dan kini banyak dijumpai di restoran-restoran besar. Kuahnya
yang berwarna hitam pekat, disertai aroma rempah-rempah, disertai pelengkap
seperti tauge pendek dan sambal, membuat rawon digemari seluruh masyrakat
Indonesia.
Bahan utama rawon adalah daging sapi yang
dibumbui dengan rempah-rempah khas Indonesia sperti keluwek, bawang putih,
bawang merah, cabe merah, kunyit, jahe, ketumbar sangrai, kemiri sangrai, serta
daun jeruk purut dan serai yang dimemarkan.
Biasanya disajikan dengan ditaburi bawang
goreng bersama tauge pendek dan sambal terasi (sambal korek atau sambal bajak).
Rawon juga kerap kali disajikan bersama pelengkap lauk lainnya seperti telur
asin, tempe goreng, kerupuk udang atau jeroan sapi, misalnya paru goreng.
Rawon telah menjadi kuliner paling dicari di
Surabaya, hingga banyak restoran atau warung yang menyediakan rawon selama 24
jam. Salah satunya adalah salah satu kedai yang dijuluki rawon setan. Dijuluki
rawon setan bukan karena cita rasanya yang pedas, tetapi kedai ini baru buka
tengah malam hingga pagi hari. Pendapat umum yang mengasosiasikan tengah malam
adalah waktu keluarnya hantu (setan), membuat pelanggan menjuluki kedai ini
dengan sebutan rawon setan.
Julukan unik ini terbukti mampu mendongkrak
popularitas kedai kecil tersebut, sehingga pengunjung atau wisatawan yang
berkunjung ke Surabaya selalu mencari rawon setan.
3.
Rujak Cingur
Keanekaragaman panganan Surabaya juga
menjadikan kota ini dikenal dengan pusat wisata kuliner. Selain dua panganan
yang benar-benar khas, Surabaya masih mempuyai banyak kuliner bercita rasa
unik. Salah satunya adalah rujak cingur yang digemari seluruh masyarakat
Indonesia.
Berbeda
dengan semanggi, rujak cingur dapat dengan mudah ditemukan di daerah Surabaya.
Bahan utama panganan ini adalah cingur sapi, yaitu irisan daging moncong sapi
yang direbus dan ditambahkan ke dalam hidangan.
Dalam
penyajiannya, rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yaitu mentahan dan
matengan. Bedanya terletak pada pemakaian bahan sayuran saja, pada mentahan,,
menggunakan buah-buahn segar. Sementara rujak cingur matengan, memakai sayuran
yang telah diebus dan penambahan bahan-bahan matang, seperti lontong, tahu
goreng, dan tempe goreng.
Rujak
cingur terdiri dari bebarapa jenis buah-buahan seperti ketimun, mangga muda,
nanas, kedondong, nanas, serta sayuran seperti kangkung, tauge dan kacang
panjang. Semua bahan tersebut kemudian dicampur dengan saus yang diolah
menggunakan cara tradisonal, yaitu di ulek, terdiri dari kacang tanah, petis
udang, irisan pisang biji hijau (pisang klutuk), cabai, dan gula merah.
02.58 | 0
komentar | Read More